Disebut demikian karena memang bila ditilik dari konsep tangga nadanya, ia berbeda dengan gamelan-gamelan pentatonis baik yang pelog maupun slendro. Meskipun bila ditinjau dari segi bahan dan bentuknya gamelan KiaiKanjeng tetaplah sama dengan gamelan Jawa pada umumnya. Dan perbedaan nada tersebut terletak pada jumlah bilahannya serta kenyataan bahwa gamelan KiaiKanjeng juga merambah ke wilayah diatonis, meski tidak sepenuhnya. Tepatnya: sel-la-si-do-re-mi-fa-sol, dengan nada dasar G=do atau E Minor.
K
onsep nada Gamelan KiaiKanjeng adalah solmisasi yang belum sempurna: sel, la, si, do, re, mi, fa, sol. Penyempurnaan terus dilakukan dengan ninthing instrumen gamelan (saron, bonang dan sebagainya) yang baru, karena sesungguhnya yang diperlukan jauh melebihi yang sekarang ada. Pelarasan nada ini oleh Novi Budianto pada mulanya dipilih berdasarkan pengalamannya menata musik-puisi Emha Ainun Nadjib sejak berproses bersama di teater Dinasti.Sistem Notasi
N
geng atau metode kesepakatan bunyi yang lahir dari naluri musikal dan kepekaan akan pijakan nada, merupakan systemnotasi yang dipakai oleh musik Kiai Kanjeng. Potensi sense of ngenginilah yang menjadi faktor mendasar dalam berolah musik. Ngeng juga menjadi partitur abstrakdalam pe-notasi-an dan acuan penciptaan musik KiaiKanjeng.
Meskipun demikian, tidak menutup penggunaan system notasi yang lain, sebagaimana diambil oleh para pemain musik dari Latar belakang, keberangkatan dan kemampuan musikal yang berbeda. Notasi balok dipakai pada instrument biola, flute, karena memang pemainnya berangkat dari latar belakang musik klasik dan lingkungan akademik.
Bagi yang kemampuan musikalnya biasa saja, maka penggunaan notasi angka menjadi pegangan yang mendasar, dan ini biasa dipakai oleh para pemain saron, demung, dan bonang.
Kiaikanjeng Terus Berjalan
KiaiKanjeng mensyukuri lahirnya album Terus Berjalan sebagaimana KiaiKanjeng mensyukuri segala sesuatu yang dialami dan dijalaninya dalam kehidupan sehari-hari termasuk seperti saat ini ketika misalnya KiaiKanjeng sedang berada di Abu Dhabi untuk acara Indonesian Cultural Night 200820-25 November 2008 di Gedung Cultural Foundation Abu Dhabi. Sebelumnya di negeri Kincir Angin Belanda selama kurang lebih 2 minggu (6-20 Oktober 2008).
Rumah KiaiKanjeng
S
KiaiKanjeng, Kelompok Musik Plus
M
“KiaiKanjeng”, Wilders dan The Clash of Ignorance
Rangkaian tour Kiai Kanjeng (KK) bertajuk Voices and Visions: An Indonesian Muslim Poet Sings a Multifaceted Society di berbagai kota di negeri Belanda telah usai. Rombongan grup pemusik gamelan kontemporer itu telah kembali ke tanah air — kecuali Emha Ainun Nadjib, penyair dan tokoh utama KK, yang masih tertinggal di Belanda untuk menghadiri acara Pertemuan Pelajar dan Pemuda Indonesia di Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda di Den Haag, 25-26 Oktober 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar