kata "KAHANAN" berasal dari bahasa jawa, yang kurang lebih berarti "situasi" yang dalam kata lain mempresentasikan suatu situasi di dalam kehidupan, baik itu kehidupan manusia secara personal maupun secara sosial yang terikat dalam kehidupan alam jagat raya secara luas.
konsep "KAHANAN" dimotori dan dikembangkan oleh Innisisri sejak tahun 1983 dan pada tahun 1992 dipersembahkan kepada masyarakat luas dalam TRAGEDI karya Sawung Jabo melalui "The 2" Jakarta Internasional Festival Of The Performing Art 1992" yang cukup mendapat respon baik dari masyarakat, kritisi musik dan media masa.
tahun 1994 Innisisri mengembangkan KAHANAN dengan komunitas musik masyarakat banyuwangi (Hadrah) dengan media workshop bersama, yang kemudian melahirkan sebuah Orkestrasi Perkusi yang mampu berbicara dalam forum musik dunia (diundang mewakili Indonesia dalam event "Mundial Festival 2001 di Tilbrug Belanda) dan secara langsung berdampak pada eksistensi budaya lokal/tradisi serta membawa nama Banyuwangi dalam percaturan musik dunia.
dampak ini baik langsung atau tidak langsung memberi rangsangan bagi masyarakat banyuwangi untuk mencintai budaya dan seni hadrahnya, dan akhir tahun 2003 masyarakat banyuwangi secara mandiri melakukan konser hadrah massal untuk dicatat di MURI.
KAHANAN tidak lagi hanya sekedar istilah garapan musik, KAHANAN telah menjadi sebuah ruang dialog budaya, dimana lewat musik kesetaraan dan kesejajaran telah meleburkan ego, KAHANAN melahirkan peristiwa budaya.
Sekarang, Buah revolusi pemikiran Kahanan Innisisri yang dimotori oleh Innisisri sendiri menggaet 2 personil tambahan yaitu Toto Tewel pada guitar dan Owno W cahyo pada bass, setelah beberapa kali workshop..Kahanan Innisisri melahirkan album kedua bertajuk "Spirit".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar